Senin, 03 Oktober 2011

Edelweiss

Anaphalis javanica, yang dikenal juga dengan nama edelweiss jawa adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka karena populasinya yang semakin menipis. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki.

Keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak, sangat sayang jika bunga yang mengagumkan dari cara hidup yang luar biasa ini punah. Menjaga mereka tetap merekah dengan indahnya atau membinasakan populasi mereka untuk kepentingan pribadi ?? apa yang akan kita lakukan kedepan merupakan sebuah pilihan untuk tumbuhan luar biasa ini,

Selasa, 13 September 2011

Pendakian Gunung Arjuno 3.339 mdpl

Gunung Arjuno banyak menyimpan cerita tersendiri bagi saya karena kali pertama saya melakukan pendakian tidak lain di gunung ini, yang memberikan pandangan bahwa alam menyediakan ketenangan yang sangat sulit saya dapatkan ketika berada di lingkungan kota yang secara tidak langsung pada saat itu memberikan suasana hati yang damai. Ketinggian G.Arjuno 3.339 mdpl yang terdiri dari beberapa hutan cemara diantara jalur pendakian, terdapat beberapa pondok yang di gunakan para pendaki istirahat dan juga tempat ziarah untuk mereka yang memiliki kepentingan tersendiri. 

Pondok pertama terletak di gua Onto Bugo, disini terdapat gua yang biasa di kunjungi para peziarah dan juga pondokan yang dimanfaatkan sebagai tempat istirahat bagi para pendaki sebelum melanjukan pendakian. Jika anda mencium bau wewangian dupa jangan heran karena jalur ini disebut juga sebagai jalur pendakian Religius, sebagian banyak orang terkadang melakukan meditasi atau sekedar berkunjung untuk kepentingan tersendiri disini. Setelah kita melewati gua Onto Bugo kita akan sampai di pondok kedua yaitu Tampuono, disini banyak tersedia pondokan dan juga terdapat warung, salah satu keistimewaan ketika kita lewat jalur Purwosari, terdapat sebuah sendang yang biasa di gunakan untuk mengambil air yang dinamakan sendang Dewi Kunti, untuk masalah air kita tidak kesulitan disini berbeda dari gunung penanggungan yang tidak ada sumber mata air. Biasanya disini para pendaki hanya singgah untuk mengisi bekal air minum dan kemudian melanjutkan pendakian menuju Pondok Eyang Semar, terdapat petilasan yang menyerupai Eyang Semar yang berdiri disana mungkin itu alasan kenapa kebanyakan orang menyebutnya Pondok Eyang Semar, dari sini kita mulai bisa menikmati panorama kota saat malam, dan suasana yang dingin akan terasa sesampainya kita disini. 

Selanjutnya tidak lama setelah kita meninggalkan pondok Eyang Semar kita akan sampai di Pondok Makutoromo, disini hanya terdapat satu pondok yang  lumayan luas mungkin cukup untuk di tempati 30 orang. Pondok Makutoromo sering juga di gunakan sebagai persinggahan terakhir sebelum melakukan pendakian ke puncak Arjuno, tempat yang bersahabat membuat saya betah disni mungkin di dukung suasana yang di miliki di sekitar pondok makutoromo. Terdapat seorang juru kunci yang ada disana yang akrab di sapa pak To, para pendaki yang sering melalui jalur ini banyak yang mengenal beliau karena disamping juga menjaga beliau juga banyak membantu para pendaki dalam hal keperluan masak, sikap dan tutur kata ramah menjadikan beliau mudah dikenal dan disegani. 

Setelah dari sini tidak terdapat pondokan lagi, tidak jauh setelah melanjutkan perjalanan kita akan sampai di candi Sepilar, kita akan melewati susunan batu seperti anak tangga sebelum sampai di candi Sepilar dan mungkin susunan batu tersebut memiliki umur yang sama dari beberapa petilasan yang terdapat di antara Makutoromo dan Candi Sepilar. Di samping susunan anak tangga tersebut berdiri poho- pohon pinus yang menjadikan suasan rindang, selain itu terdapat juga beberapa patung yang menyerupai penjaga yang berada di samping anak tangga tersebut. Terlihat nyaman untuk di lewati tapi semakin naik maka anak tangga tersebut sempit dan sedikit menyulitkan pijakan kaki. Setelah kita selesai melewati susunan anak tangga batu tersebut kita akan berada di candi Sepilar, dari sedikit yang saya ketahui sepilar adalah pendek kata dari "Sepi Ing Nalar" yang berarti tempat yang sunyi dan damai, dari ungkapan tersebut memang ada kesamaan dari suasana yang begitu sepi dan memang jarang pendaki yang singgah untuk beristirahat karena selain tidak ada pondokan tempat ini lebih kecil dari Makutoromo, dulu sempat ada pondok yang berdiri di area sekitar candi tersebut dan kabarnya pondok tersebut rubuh terkena angin dan ada yang bilang pondok tersebut terbakar. Jika kita sedikit mengikuti jalan setapak ke arah kiri disana terdapat sebuah gubuk kecil yang tepat berada di atas sendang Widadari, tempat nya  sangat kecil mungkin hanya terisi maksimal 3 orang, penghuni gubuk tersebut adalah mas Nanang, beliau yang tinggal disana dan merawat area sekitar tersebut, sikap dan tutur kata yang sopan dan yang saya tangkap beliau termasuk orang yang bisa mengikuti alur pemikiran anak jaman sekarang.

Orang yang sederhana dan memiliki pemikiran dan logika yang kuat, beliau yang saya kenal seperti itu jadi bagi mereka yang ingin bertanya tidak akan kesulitan dengan bahasa yang biasanya sering menggunakan bahasa jawa kuno, tentang bagaimana cerita yang pernah ada di gunung tersebut sedikit banyak mas Nanang bisa memberikan gambaran yang jelas. Banyak cerita tentang pewayangan yang sering di bicarakan di gunung Arjuno tersebut ketika kita bertanya kepada juru kunci yang ada disana, semua tentang kehidupan dan pewayangan sering kali saya dengarkan ketika beberapa kali melakukan pendakian disana, berawal dari sekedar obrolan malam yang sedikit banyak memberikan pelajaran tentang silsilah budaya jawa yang sekarang sudah semakin dilupakan oleh mereka orang jawa, itu salah satu bagian cerita yang saya miliki disana tentang bagaimana mereka yang berperan sebagai juru kunci disana selanjutnya kita lanjutkan setengah perjalanan menuju puncak Arjuno, setelah kita melewati candi Sepilar sekitar 2 jam kita akan sampai di tempat yang bernama Jawa Dipa, disini lokasi nya cukup luas dan lapang untuk mendirikan tenda oleh karena itu banyak pendaki yang singgah disini dari pada di Candi Sepilar.

Sumber mata air sulit kita cari disini karena terakhir kita bisa mengisi persediaan air adalah di Makutoromo, maka dari itu sebelum anda melakukan perjalanan ke puncak saya sarankan jangan mengharapkan sumber mata air setelah melewati Makutoromo. Terdiri dari hutan cemara yang berdiri di sekitar lokasi Jawa Dipa dan suasana dingin mulai terasa menggigil disini, Kembali meneruskan perjalanan , selanjutnya sekitar 3 jam kita akan sampai di Cemoro Tumpang, disini hanya terdapat hutan cemara yang tampak asri. Pendakian mulai terasa menanjak dan melelahkan karena medan yang sudah lumayang miring, dari sini kita sudah mendekati puncak arjuno, ketika sekitar tempat kita berpijak mulai sedikit pohon - pohon cemara yang tumbuh maka tidak lain kita sudah sangat dekat dengan puncak, sebelum itu kita akan menemukan percabangan antara jalur lawang dan purwosari, sebelum ke puncak pasti kita akan melewati persimpangan tersebut karena 2 jalur tersebut di pertemukan sebelum kita sampai di puncak. Banyak jalur untuk mendaki gunung Arjuno yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan jalu pendakian Purwosari merupakan salah satu jalur yang sangat nyaman karena selain mata air yang tidak terlalu sulit untuk di cari, terdapat juga banyak pondok yang bisa di manfaatkan sebagai tempat beristirahat berbeda dengan jalur Lawang yang begitu berat dan langka akan sumber mata air, sangat mungkin jika pendaki akan lebih banyak menguras tenaga saat melewati jalur ini karena selain harus mengatur nafas kita juga harus mengatur persediaan air seperlu mungkin untuk kebutuhan pendakian tapi selain itu kita bisa mengambil banyak pelajaran sari kondisi tersebut, dan juga panorama alam yang di sediakan tidak kalah dari beberapa tempat yang ada di masing - masing jalur.

Oleh karena itu banyak orang yang memilih jalur Purwosari bagi mereka yang mengetahui pasti jalur tersebut tapi juga sebagian orang tidak mengerti akan jalur tersebut karena mungkin lebih di kenal sebagai jalur Religius yang termasuk angker, tapi di sisi lain yang saya dapat tidak ada ruginya mencoba mendaki melewati jalur tersebut dan mengesampingkan pemikiran tentang hal yang berbau mistik karena beberapa orang memiliki keperluan dan tujuan tersendiri jika kita selalu berfikir positif dan memliki sudut pandang bahwa kita disini menikmati dan mendekatkan diri kepada alam dan sang Pencipta maka untuk hal yang berbau negatif akan jauh dari pemikiran kita saat menikmati suasana dan panorama alam sekitar disana. Kembali itu merupakan salah satu dari pemikiran saya ketika mencoba mendekat kepada alam dan selanjutkan kita kembali meneruskan pendakian setelah melewati persimpangan antara Lawang dan Purwosari karena setelah ini kita sudah sangat dekat dengan puncak, mungkin antara 1 - 2 jam kita sudah bisa menginjakkan kaki di puncak gunung Arjuno. Kita bisa menemukan bunga Edelweiss dan beberapa tanaman yang hanya akan berada di puncak, salah satunya yang membuat saya sedikit heran adalah tanaman yang bernama Manis Rejo, tanaman yang di antara kelopak bunganya terdapat butir gula yang manis, beberapa orang tumbuhan tersebut bisa di gunakan untuk obat asam lambung. Salah satu kelebihan dari alam yang menyediakan berbagai macam obat - obatan yang kita perlukan, tapi sayangnya hanya sedikit orang yang mengetahui dan paham tentang hal tersebut, sebenarnya alam memberikan semua kebutuhan yang kita perlukan akan tetapi kebanyakan dari kita tidak sadar akan hal tersebut begitu juga dengan saya yang hanya sedikit mengenal sisi lain dari kebaikan alam. Kembali ke perjalan yang tinggal sedikit lagi, jika kita sudah bisa menemukan beberapa tanaman tersebut maka perjalalan kita tinggal sedikit lagi karena tanaman yang dia atas tersebut hanya bisa kita temukan di lokasi sebelum puncak yang sedikit gersang karena pohon - pohon cemara sudah tidak akan kita temui lagi disini.

Meneruskan perjalanan yang tinggal sedikit lagi, berjalan mengarah lurus keatas maka kita akan sampai di puncak yang meruapakan tujuan dari perjalanan ini, tempat yang mengagumkan dengan segala pesona alam yang luar biasa,   hanya sedikit yang bisa di ungkapkan dengan kata setelah kita menyaksikan salah satu mahakarya sang pencipta,  beberapa kalimat yang saya sadari dari perjalan ini adalah sungguh besar kuasaNya dan sungguh kecil kita sebagai manusia diantara ciptaanNya. Mungkin ini sedikit cerita perjalanan saya dari pendakian gunung Arjuno, perjalanan yang banyak menjadikan inspirasi lebih untuk perjalanan selanjutnya.